Rabu, 26 September 2012

Upacara Menamatkan Al Qur’an dalam Kebudayaan Banjar

Oleh Ki Sulisno


Mungkin hanya ada di Kalimantan Selatan, kegiatan membaca kitab suci Al Qur’an ditetapkan dalam peraturan daerah (Perda). Hampir semua Pemerintah Kabupaten dan Kota di Kalimantan Selatan mengeluarkan peraturan daerah yang mengatur Ketentuan Khatam Al Qur’an pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan daerah ini tentu dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada para peserta didik (yang beragama Islam) untuk belajar membaca dan menulis Al Qur’an secara baik dan benar sejak usia dini.

arak-arakan menuju masjid (sumber foto: www.bumibanjar.blogspot.com)

Kegiatan Batamat Al Qur'an di dalam Masjid (sumber foto: www.bumibanjar.blogspot.com)

Balai yang mengiringi arak-arakan (sumber foto:www.bumibanjar.blogspot.com)
Upacara Betamat Al Qur’an untuk usia anak sekolah ini banyak diselenggarakan pada bulan Rabi’ul Awal. Upacara diselenggarakan secara bersama di dalam masjid. Anak-anak berumur 9-12 tahun yang sudah dianggap mampu menamatkan Al Qur’an dikumpulkan bersama teman mengajinya. Anak laki-laki memakai baju teluk balanga. Anak perempuan memakai baju kurung basisit atau menggunakan pakaian haji. Mereka diarak menuju masjid sambil dibacakan shalawat dan dihamburkan beras kuning.

Sesampainya di dalam masjid, anak-anak ini langsung duduk menghadap kitab suci Al-Qur’an di depannya masing-masing yang diletakkan di atas rehal atau bantal. Di depan anak-anak ini ditaruh pula balai-balai berisi kue-kue tradisional yang mereka bawa sendiri. Ada juga nasi ketan satu gantang atau lebih yang dibentuk dengan cara tertentu. Tak lupa kendi berisi air dan gelas diletakkan di atas talam. Ada lagi payung kembang bertingkat tiga yang dirangkai dengan bunga-bunga seperti bunga kenanga, cempaka, melati, mawar dan bunga kaca piring. Payung kembang tersebut dihiasi kertas-kertas berwarna. Payung ini dipegang oleh orang yang khusus ditugasi untuk memayungi mereka yang sedang membaca Al Qur’an. Siapa yang kena giliran membaca, payung harus berada di atas kepalanya.

Sebelum acara betamat Al Qur’an dimulai, guru mengaji si anak akan diminta hadirin untuk memulai acara dengan membacakan surah al-Fatihah. Setelah itu barulah anak-anak itu bergantian membaca Surah ad-Dhuha sampai surah al-Lahab. Seseorang yang telah ditunjuk (biasanya guru mengaji si anak ini pula) mendengarkan bacaan dengan khidmat dan membetulkannya jika terdapat kesalahan. Setiap kali seorang anak menyelesaikan gilirannya hadirin turut membaca bersama-sama seperti koor. Pada saat bacaan al-Qur’an itu sampai pada surah al-Fiil, maka telur rebus yang ditaruh dalam balai-balai diperebutkan oleh hadirin. Orang yang berhasil mendapatkan dan memakan telur rebus itu sampai habis, diartikan sebagai orang yang cekatan dalam menuntut ilmu agama dan mudah mencerna pelajaran yang diberikan kepadanya.

Setelah selesai membacakan semua surah, guru mengaji atau seorang ulama kemudian memimpin membaca do’a khatamul Qur’an. Sementara do’a dibacakan, gunungan nasi ketan dibawa ke ruang belakang untuk diiris-iris guna disajikan kepada hadirin. Sementara hidangan diedarkan, lapik dan payung kambang disingkirkan di sudut rumah. Nantinya, paying kambang ini akan di bawa ke kuburan yang dianggap keramat dan ditinggalkan di sana.

Selain diselenggarakan untuk anak-anak, upacara betamat Al Qur’an juga dapat diselenggarakan untuk orang yang hendak menikah. Meskipun sudah pernah mengikuti upacara betamat Qur’an sewaktu masih anak-anak, seseorang dapat menyelenggarakan lagi upacara betamat Qur’an pada malam sebelum hari perkawinan atau pagihari menjelang pengantin disandingkan di pelaminan.

Pengantin pria dan wanita membaca 22 surah dalam Al Qur'an, diawali dari surah ke-93 (Ad Dhuha)sampai surah kw 114 (An-Nas), lalu ditambah beberapa ayat pada Surah Al Baqarah.Pada saat surah ke 105 (Al Fiil)dibacakan, hadirin pun memperebutkan telur masak lalu memakannya.Orang yang berhasil mendapatkan telur itu secara cepat itu diyakini akan menjadi terang hatinya dan pandai membaca Al Qur'an. Acara Betamat Al Qur'an ditutup dengan do'a khatam Al Qur'an. Pembaca doa biasanya guru mengaji pengantin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar